Monday, March 17, 2014

Sunset at Pandawa Beach Bali

Pandawa Beach

Hmmm...buat yang tinggal di Bali pernah gak merasa kehabisan ide kalau pas lagi weekend? Pengen jalan-jalan tapi bingung mesti ke mana. Saya kadang kehabisan ide karena kalau mau ke Seminyak buat beli bakso dan menikmasti sunset mah udah keseringan.

Nah, akhirnya saya dan teman-teman yang doyan pantai memutuskan untuk mengunjungi Pantai Pandawa. Lokasinya lumayan jauh sih di ujung, dekat Pantai Kutuh, Nusa Dua. Kayaknya orang-orang udah pada kenal pantai ini deh, saya telat hahaha. Banyak sekali wisatawan domestik berkunjung dengan bus pariwisata yang gede. Saat memasuki area pantai, jadilah dipenuhi oleh lautan manusia. Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak sekolah yang datang dari luar Bali.


Mau cerita sedikit tentang drama yang sempat menghampiri saya diperjalanan menuju Pantai Pandawa yang cantik ini. Sebuah kisah berawal dari tingkah laku saya yang selalu over excited kalau lagi bawa motor sambil mendengarkan lagu favorite saya, sambil joged-joged di motor dengan tingkat kepedean melebihi kontestan The Voice. Tepat ketika saya berhenti di lampu merah McDonald Jimbaran saya berhenti di zebra cross. Dari seberang kiri jalan, di sebuah pos polisi saya mendengar suara 'prit kiprit', bapak polisi menyuruh saya mundur. Saya menoleh ke belakang dan berusaha untuk mundur, tapi apa daya, empat orang teman saya di belakang pun tidak bisa mundur. Masih dengan tampang innocent tanpa berdosa akhirnya saya menatap pak polisi dengan lempeng. Kedua kalinya pak polisi meniup 'prit kiprit' dan menyuruh saya untuk maju. Saya yang merasa cukup pintar mulai berpikir, kalau saya maju ntar saya ketabrak, karena saya mau menuju ke arah kampus Udayana yang satu arah untuk menuju Uluwatu. Kalau saya jalan nanti ketabrak (sebenernya saya paham maksud pak polisi supaya saya jalan terus ikuti jalur ke Nusa Dua, cuma males aja nanti muter lagi). Akhirnya, karena merasa dicuekin oleh lelaki imut ini, si bapak poilisi pun mulai naik pitam dan menghampiri saya sambil ngomel. Saya digiring ke pos polisi. Keempat teman saya pun ikut.

Saya pasrah, pak polisi pun masih mengomeli saya 'kamu saya suruh mundur gak mau, suruh maju gak mau! Lepas headset kamu, gak denger apa-apa kamu ya?!'

Saya hanya diam membisu dan menuruti perintah untuk melepas headset, helm dan kacamata. Untungnya si pak polisi tidak menyuruh saya melepas pakaian. Keempat teman saya pun jadi gelisah dan salah satu dari mereka, perempuan semok bernama Nana berdiri di sebelah saya sambil bertanya 'kenapa? Ditilang?' Saya hanya membalasnya sambil mengangguk. Sesaat kemudian, ketika si pak polisi sibuk memeriksa SIM dan STNK saya serta mengisi surat tilang, tiba-tiba terdengar suara jepretan kamera.

Ternyata Nana malah mengambil foto si pak polisi yang sedang menilang saya. Asisten pak polisi pun bertanya 'mbak maaf ada urusan apa mbak ngambil foto bapaknya?' dia bertanya dengan sopan. Kemudian pak polisi yang tadinya sibuk menilang saya pun beringas, dia tadinya gak sadar kalau lagi difoto. Teman saya hanya menjawab 'gak, cuma mau foto aja', kemudian pak polisi mulai gak sabar dan mau merampas hape teman saya sambil marah-marah 'eh ngapain kamu foto saya? Sini bawa hape kamu! Saya sita!' pak polisi berusaha merampas hape teman saya namun gagal, dan dia malah berusaha lebih keras sampe mau menarik lengan teman perempuan saya itu.

Drama pun dimulai, Nana berkata dengan kencang 'eh bapak ngapain sentuh-sentuh saya?! Bapak, saya perempuan lho pak! Bapak udah sentuh-sentuh saya, bapak maen kasar sama perempuan!' Nana melotot sambil menunjuk pak polisi.

Pak Polisi makin naik darah 'kamu ngapain foto saya! Kamu nyari perkara duluan!'

Nana masih gak mau kalah 'ya tapi bapak gak usah pake sentuh-sentuh dong, itu udah pelecehan namanya, dan saya gak terima!'

Pak Polisi maju, saya mulai merasa tersingkirkan di sini, dia berkata 'oke kamu foto saya, sekarang saya juga mau foto kamu!'

Nana mengangkat dagu sambil melotot 'oh silahkan, jadi kita sekarang foto-fotoan' eh dia malah begaya dengan fierce

Adegan drama semakin memanas namun topik yang diperdebatkan ya dibolak balik itu-itu aja, masalah ngambil foto dan sentuh-sentuhan. Saya hanya mampu diam seribu bahasa, duduk sambil meratapi nasib. Tadinya saya mau bayar, berharap perkara ini tidak semakin panjang urusannya dan saya bisa dapat STNK saya balik tanpa harus ke pengadilan hanya karena melanggar rambu lalu lintas. Tapi apa daya, drama ini mebuat perkara menjadi lebih rumit. Aksi Nana berujung pada STNK saya yang akhirnya disita dan harus hadir ke pengadilan bulan depan.

Selesai urusan tilang menilang, saya akhirnya disodorin surat tilang berwarna merah, kemudian kita diusir oleh pak polisi sambil berucap ke arah Nana 'semoga kamu selamat di jalan ya dan tidak ketemu saya' doa pak polisi pun di balas oleh Nana 'ooh makasi pak atas doanya, tapi awas ya kalo bapak pegang-pegang saya!' tetep itu dibahas. Padahal kalau dicari ujung pangkalnya semua drama pegang memegang dan sentuh menyentuh itu berujung dari aksi dia mengambil foto si pak polisi.

Setelah kita melewati semua kasus itu, saya pun tertawa ngakak dan keempat teman yang tadinya nampak tegang, jadi ikut tertawa. Kejadian seperti itu kadang bisa diabawa fun, dan tidak menyurutkan niat kami untuk bisa menikmati indahnya Pantai Pandawa. Tapi STNK sayaaaaaaa.....!! :'(

Menikmati sunset sambil berbaring di atas canoe

Gorgeous sunset

Me canoeing on the Pandawa Beach

Push it hard! Canoeing was fun!

Me and sunset

I love this beach!

Relaxing and feel the warmth of the sunset

Life is an adventure!

Pandawa Beach, Bali!




No comments:

Post a Comment

would be glad to receive any comment