Pandawa Beach |
Hmmm...buat yang tinggal di
Bali pernah gak merasa kehabisan ide kalau pas lagi weekend? Pengen jalan-jalan tapi bingung mesti ke mana. Saya kadang
kehabisan ide karena kalau mau ke Seminyak buat beli bakso dan menikmasti sunset mah udah keseringan.
Nah, akhirnya saya dan
teman-teman yang doyan pantai memutuskan untuk mengunjungi Pantai Pandawa.
Lokasinya lumayan jauh sih di ujung, dekat Pantai Kutuh, Nusa Dua.
Kayaknya orang-orang udah pada kenal pantai ini deh, saya telat hahaha. Banyak sekali
wisatawan domestik berkunjung dengan bus pariwisata yang gede. Saat memasuki
area pantai, jadilah dipenuhi oleh lautan manusia. Kebanyakan dari mereka
adalah anak-anak sekolah yang datang dari luar Bali.
Mau cerita sedikit tentang
drama yang sempat menghampiri saya diperjalanan menuju Pantai Pandawa yang
cantik ini. Sebuah kisah berawal dari tingkah laku saya yang selalu over excited kalau lagi bawa motor
sambil mendengarkan lagu favorite
saya, sambil joged-joged di motor dengan tingkat kepedean melebihi kontestan The Voice. Tepat ketika saya berhenti di
lampu merah McDonald Jimbaran saya berhenti di zebra cross. Dari seberang kiri
jalan, di sebuah pos polisi saya mendengar suara 'prit kiprit', bapak polisi
menyuruh saya mundur. Saya menoleh ke belakang dan berusaha untuk mundur, tapi
apa daya, empat orang teman saya di belakang pun tidak bisa mundur. Masih
dengan tampang innocent tanpa berdosa
akhirnya saya menatap pak polisi dengan lempeng. Kedua kalinya pak polisi
meniup 'prit kiprit' dan menyuruh saya untuk maju. Saya yang merasa cukup
pintar mulai berpikir, kalau saya maju ntar saya ketabrak, karena saya mau
menuju ke arah kampus Udayana yang satu arah untuk menuju Uluwatu. Kalau saya
jalan nanti ketabrak (sebenernya saya paham maksud pak polisi supaya saya jalan
terus ikuti jalur ke Nusa Dua, cuma males aja nanti muter lagi). Akhirnya,
karena merasa dicuekin oleh lelaki imut ini, si bapak poilisi pun mulai naik
pitam dan menghampiri saya sambil ngomel. Saya digiring ke pos polisi. Keempat
teman saya pun ikut.
Saya pasrah, pak polisi pun masih mengomeli saya 'kamu saya suruh mundur gak mau, suruh maju gak mau! Lepas headset kamu, gak denger apa-apa kamu ya?!'
Saya hanya diam membisu dan
menuruti perintah untuk melepas headset,
helm dan kacamata. Untungnya si pak polisi tidak menyuruh saya melepas pakaian.
Keempat teman saya pun jadi gelisah dan salah satu dari mereka, perempuan semok
bernama Nana berdiri di sebelah saya sambil bertanya 'kenapa? Ditilang?' Saya hanya membalasnya sambil mengangguk.
Sesaat kemudian, ketika si pak polisi sibuk memeriksa SIM dan STNK saya serta
mengisi surat tilang, tiba-tiba terdengar suara jepretan kamera.
Ternyata Nana malah
mengambil foto si pak polisi yang sedang menilang saya. Asisten pak polisi pun
bertanya 'mbak maaf ada urusan apa mbak
ngambil foto bapaknya?' dia bertanya dengan sopan. Kemudian pak polisi yang
tadinya sibuk menilang saya pun beringas, dia tadinya gak sadar kalau lagi
difoto. Teman saya hanya menjawab 'gak,
cuma mau foto aja', kemudian pak polisi mulai gak sabar dan mau merampas
hape teman saya sambil marah-marah 'eh
ngapain kamu foto saya? Sini bawa hape kamu! Saya sita!' pak polisi
berusaha merampas hape teman saya namun gagal, dan dia malah berusaha lebih
keras sampe mau menarik lengan teman perempuan saya itu.
Drama pun dimulai, Nana
berkata dengan kencang 'eh bapak ngapain
sentuh-sentuh saya?! Bapak, saya perempuan lho pak! Bapak udah sentuh-sentuh
saya, bapak maen kasar sama perempuan!' Nana melotot sambil menunjuk pak
polisi.
Pak Polisi makin naik darah 'kamu ngapain foto saya! Kamu nyari perkara
duluan!'
Nana masih gak mau kalah 'ya tapi bapak gak usah pake sentuh-sentuh
dong, itu udah pelecehan namanya, dan saya gak terima!'
Pak Polisi maju, saya mulai
merasa tersingkirkan di sini, dia berkata 'oke
kamu foto saya, sekarang saya juga mau foto kamu!'
Nana mengangkat dagu sambil
melotot 'oh silahkan, jadi kita sekarang
foto-fotoan' eh dia malah begaya dengan fierce
Adegan drama semakin memanas
namun topik yang diperdebatkan ya dibolak balik itu-itu aja, masalah ngambil
foto dan sentuh-sentuhan. Saya hanya mampu diam seribu bahasa, duduk sambil
meratapi nasib. Tadinya saya mau bayar, berharap perkara ini tidak semakin panjang
urusannya dan saya bisa dapat STNK saya balik tanpa harus ke pengadilan hanya
karena melanggar rambu lalu lintas. Tapi apa daya, drama ini mebuat perkara
menjadi lebih rumit. Aksi Nana berujung pada STNK saya yang akhirnya disita dan
harus hadir ke pengadilan bulan depan.
Selesai urusan tilang
menilang, saya akhirnya disodorin surat tilang berwarna merah, kemudian kita diusir oleh pak
polisi sambil berucap ke arah Nana 'semoga
kamu selamat di jalan ya dan tidak ketemu saya' doa pak polisi pun di balas
oleh Nana 'ooh makasi pak atas doanya,
tapi awas ya kalo bapak pegang-pegang saya!' tetep itu dibahas. Padahal
kalau dicari ujung pangkalnya semua drama pegang memegang dan sentuh menyentuh
itu berujung dari aksi dia mengambil foto si pak polisi.
Setelah kita melewati semua
kasus itu, saya pun tertawa ngakak dan keempat teman yang tadinya nampak tegang, jadi ikut tertawa. Kejadian seperti
itu kadang bisa diabawa fun, dan
tidak menyurutkan niat kami untuk bisa menikmati indahnya Pantai Pandawa. Tapi STNK sayaaaaaaa.....!! :'(
Menikmati sunset sambil berbaring di atas canoe |
Gorgeous sunset |
Me canoeing on the Pandawa Beach |
Push it hard! Canoeing was fun! |
Me and sunset |
I love this beach! |
Relaxing and feel the warmth of the sunset |
Life is an adventure! |
Pandawa Beach, Bali! |
No comments:
Post a Comment
would be glad to receive any comment