Wednesday, April 16, 2014

Singapura dan Tragedi Locked Up Abroad

Ready to depart, Bali - Singapore

'Hooh mau liburan nih ke Singapura, stay di Fullerton Hotel'

'Wah sialan, you lucky bastard!' balasan seorang teman di whatsapp ketika saya bilang bakal berkunjung ke Singapura.

Merasa beruntung dapat kesempatan untuk berlibur ke Singapura lagi. Kali ini memang khusus buat liburan sih, karena Oktober tahun lalu kunjungan saya ke negera kecil mungil ini untuk urusan kerjaan, yaitu menghadiri ITB expo. Nah kali ini, saya berangkat Jumat pagi dan balik di Minggu siang, lumayan tiga hari dua malam bersantai in a luxury way, yay!

View of the sunrise from Ngurah Rai Airport
Angan-angan serta imajinasi saya selama di perjalanan sudah dipenuhi dengan kemewahan Hotel Fullerton, kolam renangnya serta fasilitas mewah lainnya yang ditawarkan. Sesampainya di Changi Airport saya tidak merasa ada kejanggalan apapun dalam diri saya serta barang bawaan saya. Sekian kali ke Singapura untuk urusan kerjaan selalu lancar jaya dan berhasil lolos konter imigrasi dengan aman. Namun, kali ini sesuatu telah terjadi. Satu hal yang hampir membuat saya diterbangkan kembali ke Bali.

'Hah, kenape nih you punya passport?' Petugas imigrasi bertanya dan membuat saya tercengang. Seorang perempuan tengah baya membolak balik paspor saya dan membenamkannya di mesin, namun dia merasa gagal.

'I don't know...' jawab saya dengan wajah yang mulai terlihat pucat.


Dia kemudian memanggil seorang petugas lain untuk mengajak saya ke sebuaah konter yang berlokasi di sebelah kiri. Kini saya berdiri di depan seorang pria berumur 30-an tahun, dan menyapa saya dengan bahasa melayu.

'Putu, kenape nih passport?'

'I don't know....' saya masih menjawab dengan lempeng dan lemas. Kaki udah tiba-tiba gempor. Saya merasa susah bernafas.

'Mau stay di Fullerton Hotel? Sudah pesan hotel?' dia membaca kartu imigrasi yang saya isi tadi sebelum landing.

'Not yet, I can just do walk in, I just made a call and mereka bilang masih ada room' nah bahasa saya mulai kayak nasi campur

'Berape you punye duit?

Saya pun merogoh dompet dari kantong celana. Saya keluarkan uang sebesar SGD 50.

'Macam mana mau stay di Fullerton kalo punya duit segitu?' dia mulai menganggap remeh. Saya merasa terintimidasi.

'Saya punya credit card, atm card juga ada' saya keluarkan semua isi dompet dan kartu yang saya punya. Sampai kartu member belanja di matahari department store pun saya keluarkan (yang ini sih gak ngaruh).

'Macam mana saye tau kalo ada duit dalemnya?'

Saya dalam hati maunya sih bilang 'ya teros lu maunya apaaaaaa?!!' tapi entahlah saya tidak mampu menjawab untuk pertanyaan yang satu ini. Kalau saja ini ibarat ujian nasional pasti saya akan menyontek agar mampu menjawab pertanyaan si petugas ini.

'Bise kamu kasi tunjuk saya itu atm isi SGD 2000?'

'Sir, Fullerton Hotel start from SGD 230 per night and I only stay for two nights. I also have my return ticket on Sunday' saya menunjukkan tiket pesawat untuk balik ke Bali di hari Minggu. Kedua petugas yang ada di konter saling berbisik dan menunjuk paspor saya sambil dibolak balik di mesin.

'Ok Putu kamu masuk dulu sana duduk' kata si petugas sambil menunjuk sebuah ruangan.

Saya pun masuk. Dalam pikiran muncul sebuah adegan yang sering ditayangkan Natgeo Channel, Locked Up Abroad. OMG saya ditahan! Di dalam ada lima orang duduk menunggu. Sepertinya mereka menderita nasib yang sama. Dua orang Jepang dan tiga orang Philippines duduk di depan saya. Salah satu dari orang Philippines tersebut meminjam hape petugas imigrasi untuk menelfon sanak saudaranya.

'Aunty they won't let us go, we need SGD 290 to buy a ticket and go back (mereka bilangnya 'go bak') to Philippines' mata saya langsung terbelalak. Takut. Apa saya akan mengalami nasib yang sama?

'Putu, come here!' seorang petugas berpakaian pink datang dari balik pintu keluar dan memanggil saya untuk kembali ke konter tadi. Paspor saya pun dikembalikan dengan cap untuk bisa melenggang memasuki Singapura. Ini bisa? Terus tadi masalahnya apaaa? Ingin rasanya saya melenggang sambil kibasin rambut ke muka mereka, tapi rambut saya terlalu pendek untuk itu. But anyway Thanks God!

Entah apa yang terjadi dengan paspor saya ini tapi yasudahlah, hanya petugas imigrasi itu dan Tuhan yang tahu. Yang penting saya lolos.

Keluar dari pengecekan imigrasi dan custom saya langsung mencari taxi dan berangkat menuju Fullerton Hotel. Di dalam taxi saya sempat sedikit bad mood dengan masalah paspor tadi. Namun, saya berusaha mengenyahkan semua itu dengan memikirkan bahwa all will be paid off when I arrived at the hotel and.....this is true!

To be continued..... The Fullerton Hotel



Check my Social Media for fun updates


No comments:

Post a Comment

would be glad to receive any comment