Monday, April 30, 2012

Tanah Lot Temple

Copyright (C) My coconut cocktail, Tanah Lot


Minggu, 29 April 2012, setelah sibuk beraktivitas selama sepekan, saya memutuskan untuk melakukan perjalanan, escape sehari dari hiruk pikuknya kota Denpasar. Kebetulan Pak Wayan, seorang kenalan agent villa memberikan saya voucher stay di sebuah villa yang beliau kelola, berlokasi di Pantai Nanyi, Tabanan, sekitar sepuluh menit sebelum Tanah Lot. Kesempatan ini langsung saya manfaatkan sebaik-baiknya. Lumayankan menginap di sebuah villa dengan 2 kamar plus private pool. Walaupun cuma semalam saja :D. Bermodalkan motor matic tercinta, sekitar pukul 10 pagi saya langsung tancap gas meninggalkan kota Denpasar menuju lokasi villa, yang hanya menghabiskan waktu 40 menit saja.

Lokasi villa sangat nyaman, berada di daerah sub urban, dengan pemandangan sawah di sekelilingnya. Wah adem banget deh pokoknya. Sampai di sini saya tuh pengennya leyeh-leyeh, dan benar, jam 11 pagi sampai di villa, saya langsung ketiduran sampai jam 3 sore. Di bangunkan oleh seorang butler dan di siapkan makan siang, what a perfect getaway! Kebetulan saya di sini bukan hanya sekedar untuk menikmati fasilitas dan servisnya secara gratis, karena saya sekalian inspection dan mereview villa ini. Jadi jangan bilang-bilang kalo saya molornya lama ya, hihihi J


Sekitar pukul 5 sore, saya memutuskan untuk berkunjung ke Pura Tanah Lot, karena hanya 10 menit saja dari tempat saya menginap. Sekedar informasi saja sih, terakhir kali saya berkunjung kesini adalah waktu kelas 3 SMP, sekitar 8 tahun yang lalu. Biasalah, kebetulan waktu itu saya ikut rombongan tur anak sekolah. Sekarang setelah sekian lama tidak berkunjung, ternyata masih ya ramainya seperti ini! Rombongan anak sekolah memenuhi tempat wisata ini. Bus pariwisata yang super gede mengantri dari luar, sampai ke dalam parkiran pun penuh dengan bus-bus raksasa. Dengan biaya masuk Rp. 10.000/orang, untuk wisatawan domestik, termasuk murah donk tentunya, makanya ramai sekali. Sedangkan untuk wisatawan asing dipungut biaya Rp.30.000/orang. Menurut orang setempat yang saya tanya, pendapatan dari mengelola tempat ini bisa mencapai Rp. 30 juta perhari lho..! Buset daaah…!

Dengan cuek ala si Bolang saya pun masuk sambil jepret sana sini. Area pantai dan Pura pun penuh dengan para wisatawan. Bercenngkrama beramai-ramai, sembari berfoto, pun ada yang berteriak kencang ketika ombak besar menghempas dan mereka basah. Yah, biasalah anak sekolah. Menariknya lagi ketika mereka melihat wisatawan asing, dengan super exciting mencoba mengajak untuk berbicara, minta foto bareng, begh asli bikin geleng-geleng kepala.

Saya sendiri lebih banyak menghabiskan waktu untuk memotret segala aktivitas di sini, sangat bagus memang, tapi sayang sunset tidak muncul karena ditutupi awan. Setelah puas mengambil foto di dekat pantai dan area Pura, saya pun maik ke atas menuju ke area café untuk menikmati minuman sambil mengabadikan momen dari sini. Keren!

(Click pictures to enlarge)

Copyright (C) Tanah, Lot, visitor reach the cave for a holy water

Copyright (C) Tanah Lot, what a crowd

Copyright (C) Tanah Lot, a student group tour  in excitement 

Copyright (C) Tanah Lot, the view from the cafe on the cliff

Copyright (C) Tanah Lot, perfect view from the cafe

Copyright (C) Tanah Lot, I'm at the cafe picturing the view

Copyright (C) The Tanah Lot Temple

Copyright (C) The Tanah Lot Temple

Copyright (C) Tanah Lot Temple, taken from the cafe on the cliff

Copyright (C) Enjoying the view from the cafe

Copyright (C) my favorite drink, coconut cocktail

Copyright (C) Tanah Lot, the wave crashing down






Follow me on:
twitter
facebook

No comments:

Post a Comment

would be glad to receive any comment