|
Copyright (C) My coconut cocktail, Tanah Lot |
Minggu, 29 April 2012,
setelah sibuk beraktivitas selama sepekan, saya memutuskan untuk melakukan
perjalanan, escape sehari
dari hiruk pikuknya kota Denpasar. Kebetulan Pak Wayan, seorang kenalan agent villa memberikan saya voucher stay di sebuah villa yang beliau
kelola, berlokasi di Pantai Nanyi, Tabanan, sekitar sepuluh menit sebelum Tanah
Lot. Kesempatan ini langsung saya manfaatkan sebaik-baiknya. Lumayankan menginap
di sebuah villa dengan 2 kamar plus
private pool. Walaupun cuma semalam saja :D. Bermodalkan motor matic tercinta, sekitar pukul 10 pagi
saya langsung tancap gas meninggalkan kota Denpasar menuju lokasi villa, yang
hanya menghabiskan waktu 40 menit saja.
Lokasi villa sangat nyaman,
berada di daerah sub urban, dengan
pemandangan sawah di sekelilingnya. Wah adem
banget deh pokoknya. Sampai di sini saya tuh pengennya leyeh-leyeh, dan benar,
jam 11 pagi sampai di villa, saya langsung ketiduran sampai jam 3 sore. Di
bangunkan oleh seorang butler dan di siapkan makan siang, what a perfect getaway! Kebetulan saya di sini bukan hanya sekedar
untuk menikmati fasilitas dan servisnya secara gratis, karena saya sekalian inspection dan mereview villa ini. Jadi
jangan bilang-bilang kalo saya molornya lama ya, hihihi J
Sekitar pukul 5 sore, saya
memutuskan untuk berkunjung ke Pura Tanah Lot, karena hanya 10 menit saja dari
tempat saya menginap. Sekedar informasi saja sih, terakhir kali saya berkunjung
kesini adalah waktu kelas 3 SMP, sekitar 8 tahun yang lalu. Biasalah, kebetulan
waktu itu saya ikut rombongan tur anak sekolah. Sekarang setelah sekian lama
tidak berkunjung, ternyata masih ya ramainya seperti ini! Rombongan anak
sekolah memenuhi tempat wisata ini. Bus pariwisata yang super gede mengantri
dari luar, sampai ke dalam parkiran pun penuh dengan bus-bus raksasa. Dengan
biaya masuk Rp. 10.000/orang, untuk wisatawan domestik, termasuk murah donk
tentunya, makanya ramai sekali. Sedangkan untuk wisatawan asing dipungut biaya
Rp.30.000/orang. Menurut orang setempat yang saya tanya, pendapatan dari mengelola tempat ini bisa mencapai Rp. 30 juta perhari lho..! Buset daaah…!
Dengan cuek ala si Bolang
saya pun masuk sambil jepret sana sini. Area pantai dan Pura pun penuh dengan
para wisatawan. Bercenngkrama beramai-ramai, sembari berfoto, pun ada yang berteriak
kencang ketika ombak besar menghempas dan mereka basah. Yah, biasalah anak
sekolah. Menariknya lagi ketika mereka melihat wisatawan asing, dengan super exciting mencoba mengajak untuk
berbicara, minta foto bareng, begh
asli bikin geleng-geleng kepala.
Saya sendiri lebih banyak
menghabiskan waktu untuk memotret segala aktivitas di sini, sangat bagus
memang, tapi sayang sunset tidak muncul
karena ditutupi awan. Setelah puas mengambil foto di dekat pantai dan area
Pura, saya pun maik ke atas menuju ke area café
untuk menikmati minuman sambil mengabadikan momen dari sini. Keren!
(Click pictures to enlarge)
|
Copyright (C) Tanah, Lot, visitor reach the cave for a holy water |
|
Copyright (C) Tanah Lot, what a crowd |
|
Copyright (C) Tanah Lot, a student group tour in excitement |
|
Copyright (C) Tanah Lot, the view from the cafe on the cliff |
|
Copyright (C) Tanah Lot, perfect view from the cafe |
|
Copyright (C) Tanah Lot, I'm at the cafe picturing the view |
|
Copyright (C) The Tanah Lot Temple |
|
Copyright (C) The Tanah Lot Temple |
|
Copyright (C) Tanah Lot Temple, taken from the cafe on the cliff |
|
Copyright (C) Enjoying the view from the cafe |
|
Copyright (C) my favorite drink, coconut cocktail |
|
Copyright (C) Tanah Lot, the wave crashing down
Follow me on:
twitter
facebook |
No comments:
Post a Comment
would be glad to receive any comment