Monday, July 23, 2012

Jogjakarta Trip

Me with the Stupa background.

Satu hal yang selalu membuat saya semangat untuk menabung dan traveling adalah setiap kali melihat iklan komersialnya Emirates, "Tomorrow believes the more of our world we see, the richer we become."

Walaupun masih berada di level amatir nih, tapi setidaknya saya sudah berani memulai. Tapi untuk kali ini saya gak ber-backpacking ria seperti sebelumnya. Ya, dari segi hotel sih ya, yang lainnya tetep cari yang murah-murah. Karena untuk liburan di Jogjakarta kali ini, saya memilih untuk stay di Melia Purosani. Lumayanlah cuma bintang lima *minta di cekek*. Untuk Deluxe Room, kita dapat harga spesial karena teman saya yang kerja di Singapore Airlines J

Pertama kali menginjakkan kaki di Bandara Adisutjipto, saya langsung jatuh cinta. Walaupun lebih kecil daripada Bandara Ngurah Rai, tapi nyaman banget, rapih dan bersih. Nah, kenyamanan yang lebih adalah fasilitas kendaraan umumnya yang mudah ditemukan setelah keluar dari bandara. Gak seperti di Bali opsi cuma satu, yaitu naik taksi! Dan itu pun dengan harga yang paling murah Rp.70.000. Kalau di Jogja, keluar bandara kita bisa naik Trans Jogja, hanya dengan Rp.3000. Murah banget! Ada juga jalur kereta api dan bus damri. Jadi gampang dah.


Untuk naik Trans Jogja, tiket bisa dipilih single way, pelanggan umum, atau pelajar. Nah bagi wisatawan beli yang single way aja sesuai tujuan. Dari bandara ke Melia Purosani hanya 30 menit saja. Sebenernya sih saya malu ya nginep di hotel mewah gini, ya taulah saya yang kemana-mana selalu memakai sendal jepit. Nah kebetulan flight saya gak sesuai dengan aturan check-in dan check-out yang ditentukan pihak hotel. Taulah waktu check-in normal kan jam 2 siang tuh, nah kita udah nyampe sana jam 6 pagi. Karena tidak sanggup membayar early check-in yang harganya lumayan tuh buat beli satu tiket balik ke Bali, atau beli oleh-oleh sebakul, jadilah kita luntang-lantung dulu di sepanjang jalan Malioboro sampai jam 1 siang. Untunglah sewa becak murah, cuma Rp.10.000 doank buat keliling. Jadi kita langsung muter-muter deh tuh setengah hari. Mulai dari mengeksplorasi Museum Vredeburg, Keraton Jogja yang begitu luas, ketempat sentra pembuatan wayang kulit, lukisan, baju kaos, batik, taman sari dan berakhir di sentra makanan khas, apalagi kalau bukan untuk menikmati makanan khas Jogja, yaitu gudeg!

Copyright (C) Gudeg!
At Jogjakarta Royal Palace (Keraton Jogja)

Copyright (C) the design, #RoyalPalace

At Museum Vredeburg

Nah, selesai berkeliling ria, kita langsung menuju hotel. Gujluk-gujluk pake sendal jepit. Saya sih pake tas backpack, untungnya teman saya bawa satu koper kecil ya, jadi lebih…yaah berkelas dikitlah, (terus gue mesti bilang ‘WOW’ gitu?). Hotelnya dari luar memang terlihat sedikit tua dengan ditambah desain kolonial yang kental. Setelah masuk ke dalam, saya mesti bilang ‘wow’ J. Fasilitas lengkap, pelayanan superb! Kamarnya keren dan bisa menikmati pemandangan kota Jogja. Setelah check-in, tidur bentar, terus ujung-ujungnya bangun, jalan-jalan muter sekitar Malioboro lagi, cuma 10 menit dengan berjalan kaki dari hotel.

Copyright (C) Pedicab driver, mas tukang becak

Copyright (C) little protrait of Malioboro, Jogjakarta

Malioboro di malam hari justru semakin menggeliat. Aktifitas yang siangnya hanya di penuhi pedagang oleh-oleh atau kerajinan khas Jogja, kini pedagang kaki lima mulai menggelar dagangannya untuk menjajakan makanan bagi para pecinta kuliner. This is heaven! Tiap jengkal kaki bakal melihat lesehan yang penuh dengan para pengunjung menikmati makanan khas Jogja bersama rekan-rekan mereka. Enak sekali suasananya. Makan, nongkrong sampai malem, habis itu balik tidur di kasur yang nyaman dan empuk J

Di hari kedua, kita memutuskan untuk berkunjung ke Candi Borobudur, sekalian menikmati sunset. Kita menyewa mobil dari rekomendasi sopir becak. Mobil avansa Rp.250.000, untuk ke Borobudur saja. Sebenarnya kalau mau membayar Rp.450.000, kita bisa mengunjungi Candi Borobudur, Merapi dan Candi Prambanan. Tapi, waktu itu saya lagi bermasalah sama perut lagi, seperti biasa. Maka saya memutuskan untuk berkunjung ke Borobudur sajalah dulu. Saya pikir itu deket tapi lumayan jauh juga ternyata, hampir satu jam lepas dari pusat kota Jogja menuju ke Magelang. Tiket masuk cuma Rp. 30.000 untuk lokal, dan untuk wisatawan asing sekitar Rp.180.000. I love Borobudur! 


Copyright (C) Borobudur and the sunset

Copyright (C) the most wanted Buddha, many people taking pictures

Copyright (C) Waiting for the sun goes down

me, pose :) 

Me and the stupas

Copyright (C) Buddha, Stupa and sunset

Copyright (C) relief of Borobudur
Jogjakarta sangat photogenic! Saya seneng banget karena dapet banyak jepretan yang memuaskan. Walaupun hanya tiga hari dua malam di kota ini, tapi perasaan saya berkata seolah saya udah tinggal lama dan nyaman di Jogja, I love Jogja! Sure next year come to visit again!


Follow me:

No comments:

Post a Comment

would be glad to receive any comment