Suasana sunset di Pelabuhan Kecil, Pulau Karimun Jawa |
“Bukannya
Bali lebih bagus ya?” sapa seorang pemandu wisata ketika saya
menginjakkan kaki di Pulau Karimun.
Seru juga terdampar di
sebuah kepulauan indah dan eksotis ini. Setidaknya bisa lepas dari hiruk pikuk
dan padatnya lalu lintas kota Denpasar. Namun, pertanyaan di atas membuat saya
meneguk liur. Kenapa ke Karimun? Kan Pulau Bali bagus, lebih terkenal dan di
mata orang, Bali mempunyai daya tarik budaya tersendiri. Memang ada beberapa
tempat yang belum saya kunjungi di Bali (orang Bali macam apa ini), terutama spot untuk menikmati keindahan pantai
dan terumbu karangnya. Ya toh juga saya tinggal di sini jadi bisa kapan aja.
Nah, kesempatan untuk ke tempat yang lebih jauh kan belum tentu bisa, harus
cari waktu libur dan dapat ijin dari kantor. Ya maklumlah kerja di dunia
perhotelan juga agak susah cari liburnya.
Karena waktu yang agak
terbatas inilah saya berusaha untuk menyusun itinerary sebaik-baiknya dan dalam
tempo yang sesingkat-singkatnya. Jadi biar pas dengan jatah libur di hari Sabtu
dan Minggu, sisanya ambil jatah cuti. Sehingga saya putuskan untuk mengambil
trip untuk mengeksplorasi Kepulauan Karimun dalam empat hari tiga malam.
Mencari tiket murah dari Bali ke Jogjakarta terlebih dahulu. Mengingat kondisi
yang tight budget cari pesawat Bali –
Semarang agak mahal. So this time, gonna
be another long trip.
Sampai di Jogja hari Kamis
pagi, sedangkan kapal express yang sudah saya pesan dari Jepara ke Pulau
Karimun adalah di hari Jumat pukul 14.00 WIB. Dari Jogja saya berangkat Kamis pukul
23.00 WIB, dengan bantuan jasa mobil travel seharga Rp. 100,000. Sampai di
Dermaga Kartini Jumat pagi buta pukul 05.00 WIB. Ngantuk. Selama perjalanan
hanya sempat tertidur beberapa jam karena kondisi jalan yang rusak dan
bergelombang, terutama jalur Demak – Jepara.
Menunggu itu memang
membosankan. Mengisi waktu dengan luntang lantung di area dermaga Kartini, dari
jam 5 pagi sampai jam 2 siang. Kadang mampir di warung yang menyediakan jasa
toilet, juga colokan untuk mengisi ulang handphone. Daftar harga yang tertera:
*kencing : Rp. 2000
*berak : 3000
*mandi: 5000
*ces hp (maksudnya charge
handphone): Rp. 2000
Sambil menunggu saya sms seseorang
yang nantinya akan saya jumpai setibanya di Pulau Karimun, namanya lucu, Mas
Penyu! Tiket untuk naik kapal express belum ada ditangan, jadi saya agak panik
karena sudah menjelang keberangkatan. Jadi, Mas Penyu ternyata menitipkan tiket
saya ke seorang temannya yang juga sedang bersama beberapa orang yang mau
menyeberang ke Karimun. Saya nyelip diantara rombongan itu dan satu-satunya
dari Bali. Semua pada nanya, kenapa saya nyasar ke tempat ini. Apakah saya
orang Bali pertama yang berkunjung ke Pulau Karimun? Saya harus mengabadikan
nama saya di Pulau Karimun!
Kapal express sangat penuh,
karena saat keberangkatan itu terdapat rombongan VIP dari sebuah kecamatan di
Solo. Saya duduk paling atas berhimpit dan berdesakan. Untungnya cuaca waktu
itu cerah serta laut tidak bergelombang.
Selama dua jam perjalanan laut, saya selamat sampai tujuan dan ketemu Mas Penyu
yang sudah menunggu di pintu kedatangan. Fakta tentang Mas Penyu; tour guide yg pecicilan, gelap, suka
heboh dan teriak-teriak sendiri nyapa sesama tour guide lainnya.
Saya bergabung dengan beberapa
orang lainnya untuk bisa ikut menjelajahi pulau-pulau kecil di sekitar Karimun.
Awalnya agak sedikit kaget karena mesti menginap di homestay yg hanya ada matras serta kipas angin. Yeah, I was suddenly feeling meh. But, it’s alright to save the budget.
Toh juga cuma buat tidur, nanti seharian bakal keliling mengunjungi
pulau-pulau. Lesson to learn: please
lower your expectation before traveling. Low expectations = less
disappointment.
Satu hal yang harus saya
lakukan adalah beradaptasi dengan tempat baru secepat mungkin. Mengenal teman
seperjalanan, serta orang lokal yang nantinya kita ajak untuk mengeksplorasi
tempat tujuan. Berhubung Pulau Karimun merupakan pusat kepulauan jadi untuk
bermalam terutama dengan harga yang terjangkau adalah dengan menginap di wisma
atau pondok wisata di sekitar rumah penduduk. Biasanya harga kamar sudah
termasuk makan pagi, siang dan malam. Tiba di wisma saya sudah disiapkan makan
malam. Ikan goreng plus sayur kuah. Sederhana tapi ya bikin kenyang bahagia (ya
lu laper keles). Efek capek dan kurang tidur membuat saya langsung tertidur
sehabis makan malam. Tur akan dimulai keesokan harinya.
Pukul 8 pagi Mas Penyu
datang menghampiri saya di wisma bersama beberapa orang yang ikut dalam
ekspedisi island hopping di hari
pertama. Empat diantara mereka berasal dari Semarang, dua orang dari Surabaya
dan tiga orang dari Malaysia. Dengan lantangnya Mas Penyu menyapa “Hey Bli! Ayooo kita siap berangkat!”
penuh semangat memang. Seandainya Mas Penyu memimpin sholat di Mesjid, saya yakin
dia tidak perlu pengeras suara lagi.
Berjalan kaki dari pondok
wisata menuju ke pelabuhan kecil hanya lima menit saja. Perahu getek milik Mas
Penyu sudah menunggu di pinggir dermaga bersama perahu-perahu lain. Dermaga
dipenuhi beberapa wisatawan yang hendak melakukan tur di waktu yang sama.
“Udah pada kenalan belum
nih? Kenalan dulu Bli, ini ade Kak Ros?” Mas Penyu menunjuk seorang perempuan
berpakaian renang dengan motif hello
kitty. Iya, dia salah satu dari wisatawan Malaysia yang saya bilang tadi.
Kita pun saling berkenalan. New friends
always fun!
Naik perahu getek meskipun
agak berisik tapi seru. Melihat laut lepas, semilir angin membelai rambut dan
menerpa wajah yang kusam ini. Kepulauan Karimun memang mempesona. Aktivitas
pertama kita adalah langsung snorkeling di Pulau Menjangan Kecil. Di sini
ikannya cantik serta terumbu karangnya yang indah. Here for the first time I met the Nemo! Setelah sekian lama gak
snorkeling akhirnya bathin ini terpuaskan juga. Terakhir kali saya menikmati
snorkeling yaitu di Amed. Tapi waktu itu masih amatir banget, berenang sambil
megap-megap kemasukan air. Nah, sekarang udah berani tanpa pelampung dan malah
langsung menyelam lebih dalam. Mas Penyu langsung beraksi dengan kamera underwater untuk mengabadikan momen. Narsis
bareng ikan-ikan dan terumbu karang yang cantik itu wajib. Keren banget!
Me and Eva narsis dulu pas naik perahu getek |
Pulau Menjangan Kecil dengan keindahan bawah lautnya yang super keren |
Setelah cukup snorkeling
selama kurang lebih dua jam, selanjutnya kita berangkat menuju Tanjung Gelam
untuk makan siang. Udah lumayan keroncongan ini perut. Mas Penyu dan asistennya
membakar ikan untuk makan siang. Sambil menunggu saya lebih suka mengambil
foto. Dokumentasi pemandangan alam selama perjalanan buat saya itu penting.
Selain berfoto selfie.
Perut kenyang, semilir angin
disepanjang garis pantai justru membuat mata mengantuk. Namun Mas Penyu hanya
memberi kita sedikit kesempatan untuk bergegas dan kembali melakukan aktivitas
snorkeling. Tancap Maaas! Kali ini kita menuju Kemojan. Saya yang sudah lama
memimpikan semua ini merasa begitu excited.
Mendekati perairan Kemojan ternyata kita disambut dengan hujan deras. Perahu
getek kita terombang-ambing. Beberapa penumpang yang cewek-cewek memilih masuk
ke bagian bawah deck perahu untuk
berteduh dari terpaan angin kencang serta hujan yang deras. Saya pun ikut masuk
(lah situ cewek?). Kondisi menjadi kurang kondusif tapi Mas Penyu tetap menarik
kemudi. Suara mesin di bagian bawah ini ternyata memekakkan telinga. Beruntung
hujan reda saat kita tepat memasuki perairan lepas Pantai Kemojan. Yay! Now it’s time to jump!
Beberapa menit saya
melakukan snorkeling, nasib berkata lain. Mungkin belum berjodoh dengan
keindahan bawah laut pantai ini. Kaki kanan saya keram. Saya butuh bantuan.
“Mas
Penyu! Saya keram! Bantuin balik ke perahu tolong..”
saya berusaha bergerak dengan satu kaki dan tangan yang berusaha meraih Mas
Penyu yang sedang mengambil foto.
“Ntar
ntar lagi foto bentar…”
“Maaaas
ini saya ntar kelelep lho!” suara saya mulai mengencang. Semua pada
menoleh. Mas Penyu pun langsung memegang lengan saya dan menyeret sampai ke perahu.
Semua bengong. Menatap iba. Sampai di atas perahu semua peralatan saya lempar,
kemudian meluruskan kaki nanan. Kali ini hanya bisa menyaksikan dari atas
perahu. Hmmmm nasib.
Seharian di laut, menjelang
sore kita balik ke wisma. Badan saya mulai terasa tidak enak. Meriang dan leher
tidak bisa menoleh kanan kiri. Bagian dada keluar keringat dingin. Seusai mandi
dan makan malam (lauknya lagi-lagi ikan) saya minum panadol dan memutuskan
untuk istirahat lebih awal. Masih ada hari kedua untuk island hopping, jadi kondisi harus kembali stabil. Tidak boleh
sakit dan tergolek lemas di kamar hanya berbekal kipas angin.
Kepulauan yang eksotis ini
tidak bisa dikupas hanya dalam waktu satu hari saja. Bahkan dua hari saya
diajak island hopping bareng Mas
Penyu, itu pun masih ada yang belum sempat kita samperin. Karena beberapa pulau
seperti Pulau Kecil dan Pulau Tengah memerlukan jarak tempuh satu jam. Mas
Penyu memutuskan untuk skip, karena
alasan cuaca yang sedikit berangin.
Jadi di hari ke dua kita
melanjutan island hopping dan
snorkeling. Badan saya sudah sehat kembali, untungnya. Kali ini kita menuju ke
perairan Pulau Cemara Kecil. Stunning
banget deh pokoknya. Habis snorkeling kita menuju Tanjung Gelam untuk makan
siang. Kemudian snorkeling lagi. Kali ini menuju ke perairan antara dermaga
kecil dan Pulau Menjangan Besar. Di sini lebih dalam dengan ikan-ikan yang
lebih besar dan terumbu karang yang megah. Mas Penyu beraksi dengan kamera underwater yang siap menjepret kaum anak
muda narsis ini. Hasil foto di sini bagus banget karena intensitas cahaya yang
masuk ke dalam air lebih banyak. Hasilnya keren!
Perairan Kemojan |
Cantik sekali pemandangannya |
Don't want to leave this stunning place! |
Trip terakhir adalah kita
berkunjung ke penangkaran hiu yang berlokasi di pinggiran Pulau Menjangan
Besar. Untuk berenang bareng hiu-hiu cukup bayar Rp.15,000. Hmm..tapi kaki saya
habis luka tergores karang. Jadi maaf ya saya skip dulu, daripada si hiu nyium darah di kaki saya terus saya
pulang tanpa kaki, ew!
Berenang sama Hiu man!! @Pulau Menjangan Besar, Karimun. |
Puas menyaksikan hiu kita
balik ke dermaga kecil. Yang lain pada langsung pulang ke wisma. Jam 5 sore
langit di pelabuhan kecil mulai terlihat indah. Saya paling suka pantai dan
matahari senja. Pelabuhan Kecil di Pulau Karimun ini sudah menggantikan pantai
Seminyak favorit saya untuk menyaksikan matahari tebernam. Dermaga, ketika
beberapa perahu kecil lewat dengan latar belakang langit jingga serta garis
pantai yang mulai berwarna sendu. Indah. Damai. Adem. Sayangnya gak ada pacar
buat menikmati momen spektakuler ini (kode). Menyaksikan matahari terbenam
sampai menjelang malam, setelah itu saya menuju ke alun-alun untuk makan malam.
Menu kali ini adalah siomay. Saya tahu kalau langsung balik dan makan malam di
wisma, menunya pasti ikan lagi. Namun, di alun-alun juga kebanyakan menjual
menu seafood. Mau beli ayam goreng
tidak ada yang jual L
Suasana sunset sama perahu kecil ini mengingatkan film Life of Pi |
Sunset yang cantik di dermaga. Coba ini dermaga hatimu. |
Sunset in Karimun Java |
Sunset in Karimun Java is so so beautiful |
Karimun Java, perfection!! |
Di hari terakhir berhubung
tidak lagi ada tur dan kapal express untuk balik ke Jepara datang jam 2 siang,
jadi saya memutuskan untuk menyewa motor dan berkeliling daerah Pulau Karimun.
Harga sewa motor Rp. 50,000 dari jam 8 pagi sampai 12 siang. Dari wisma menuju
ke mangrove lumayan jauh dengan kondisi jalan beraspal tapi banyak lubang
dimana-mana. Sekitar 35 menit naik motor ala off road akhirnya sampai di pelestrian hutan mangrove. Harga tiket
masuk untuk trekking mangrove hanya
Rp.2000. Tempatnya asik. Saya datangnya kepagian. Suasana begitu sepi dan yang
terdengar hanya suara burung dan nyamuk. Belum ada wisatawan lain. Kata
petugasnya sih kebanyakn wisatawan berkunjung menjelang sore untuk melihat sunset. Nah, tempat ini juga sering dipakai
buat foto prewedding. Mendekati area
pantai memang sangat bagus dan dilengkapi dengan observatory deck. Gorgeous view!
Trekking di hutan mangrove |
Empat hari di Karimun
sangatlah berkesan. Melipir dari Bali dan terdampar di kepulauan yang juga tak
kalah indahnya. Snorkeling, mengabadikan foto pemandangan yang bagaikan lukisan, dan juga melihat hiu. Air pantai yang hijau emerald ditemani pasir putih yang halus. Saking indahnya alam
bahari Kepulauan Karimun, membuat saya berpikir untuk tinggal di sini mencari
kedamaian jiwa dan raga. Namun, tiba-tiba terdengar suara notifikasi email.
Tagihan kartu kredit datang, yang akhirnya membuat saya tersadar bahwa ini
hanya cukup menjadi sebuah kisah perjalanan yang tidak akan pernah terlupakan.
Narsis pas snorkeling itu wajib |
Suka sekali snorkeling di Pulau Karimun, alam bawah lautnya keren! |
Neh kan narsisnya nagih |
Ikannya cantik-cantik |
Betah kalo mau sunbathing di sini |
Pantai Tanjung Gelam, dateng ke sini buat makan siang bakar ikan |
Rayuan pohon kelapa di Tanjung Gelam, Pulau Karimun |
Air lautnya bening emerald. Pasir putih. Kurang apalagi coba.. |
wah nice trip mas keren liputan kartimun next destination saya nih
ReplyDeleteThanks udah baca :)
DeleteEnjoy the trip ya