Wednesday, October 5, 2011

Liburan Part 6: Mengunjungi Angkor Wat


Indahnya suasana di Angkor Wat

Latar boleh bangunan prasejarah, tapi modelnya, sejarah bangeeet....!

Tomb Rider set, Prasat Ta Prohm
Senin, 26 Sepetember 2011,

Hari terakhir di Siem Reap. Senang rasanya hari ini tidak turun hujan, setelah dua hari terakhir menikmati banjir, berenang dan berendam seperti kebo atau pun lele yang lagi mau tumbuh kumis. Hari ini langit cerah secerah hatiku yang lagi excited karena sebentar lagi mau mengunjungi Angkor Wat. Peninggalan sejarah yang sangat mahsyur ini, termasuk ke dalam salah satu tujuh keajaiban dunia. Dulu pertama kali saya lihat di tipi aja udah takjub, apalagi sekarang bisa melihat langsung! Pasti ayan saya bisa sampe kumat! I can’t believe it!


Perjalanan untuk mengeksplorasi Angkor Wat dan sekitarnya, saya putuskan dengan menyewa jasa Tuk-Tuk. Lumayanlah dapet harga terjangkau setelah jambak-jambakan, memelas, mengiba, dan ngesot (ini ngemis apa hantu sih!). Awalnya si supir menawarkan $15, then saya tawar menjdai $10. Itu udah harga yang murah. Karena bakal satu hari tour. Yah, walaupun gimana tetep juga saya nyari yang murah-murah. Maklum kantong tipis! Dompet juga apalagi.

Angkor Wat merupakan situs peninggalan yang paling termahsyur di antara temple-temple lain di Kamboja, terutama di Siem Reap. Dikenal dengan sebutan The Mother of All Temple. Karena selain Angkor Wat, banyak temple lain yang berada tidak jauh dalam area tersebut. Oleh karena itu, pilihan untuk melakukan tour ada tiga yaitu one day visit, three days visit dan seven days visit. Untuk kunjungan satu hari, tiket yang harus dibayar adalah $20, dan untuk tiga hari kunjungan sebesar $40, sedangkan yang tujuh hari kunjungan sebesar $60. Yang satu hari kunjungan termasuk small circuit, karena hanya mengunjungi temple-temple yang terkenal saja dan berdekatan satu dan yang lainnya. Kalau yang tiga hari dan tujuh hari kunjungan, itu sudah termasuk big circuit. Kalau mengambil kunjungan yang  tiga dan tujuh hari ini, kita bisa mengunjungi semua temple yang ada, termasuk yang berada puluhan kilometer di luar area Siem Reap. Tour yang saya ambil cuma yang satu hari, karena keesokan harinya harus berangkat ke Bangkok.

Perjalan menuju Angkor Wat adem banget. Lepas dari pusat kota Siem Reap, memasuki area hutan. Banyak pohon-pohon besar. Seperti perjalanan ke Bedugul. Ternyata Angkor Wat memang sempat lenyap dari peradaban selama beberapa dekade di dalam hutan. Oleh karena itulah disebut The Lost of Angkor. Karena dulu semenjak Khmer Empire tumbang, dan datang Thailand menjajah Kamboja, pemerintahan dari Angkor di pindahkan ke Phnom Penh. Sehingga membuat daerah Angkor Wat terlupakan dan tidak pernah terjamah lagi.

Setelah beberapa meter memasuki area hutan kita akan berhenti sejenak di area terminal untuk membeli tiket. Saya langsung menuju ke counter untuk kunjungan satu hari. Saya pun antri tiket dan diselingi sesi berfoto untuk melengkapi tiket. Nah saya, kalo udah yang namanya urusan foto mah, nagih, sampe petugas menyuruh selesai, saya tetap nagih! Sampe satpam datang, yang ngantre di belakang lempar beling, sandal, sepatu, mereka ngamuk! Akhirnya tiket saya dapatkan dengan hasil foto yang memuaskan. Sendal nyempil di mulut saya! YA ENGGAKLAH…

Setelah membeli tiket, perjalanan pun di lanjutkan. Ternyata tidak begitu jauh, Angkor Wat pun sudah mulai kelihatan. WOW! Sebuah bangunan yang penuh pohon-pohon besar di sekitarnya, dan dikelilingi sungai/waduk buatan. Keren banget. Sejuk. Memasuki area Angkor Wat, pasti semua orang akan terpana, liur pun menetes, bangga bercampur haru. Maap, maksud saya air mata pun menetes. You guys just gonna say, is it real? Gak bakal percaya kalau di jaman dulu, mereka bisa membangun bangunan semegah ini. Juga sungai/waduk buatan yang asri, di mana dulunya berfungsi sebagai irigasi. Angkor Wat yang di bangun pada masa kejayaan Raja Suryavarman II ini sangat menakjubkan. Causeway (jembatan) untuk memasuki area Angkor Wat yang terbuat dari sandstone terlihat megah, kokoh di atas air sungai buatan tersebut.

Memasuki Angkor Wat makin dalam, decak kagum tidak akan pernah berhenti. Luas sekali. Kita harus melewati tiga tembok besar sebelum memasuki area utama, yang terdapat tiga bangunan menjulang tinggi seperti Candi Prambanan. Memasuki area utama ini, membuat saya sedikit parno, tinggi banget, dengan anakan tangga buatan yang sangat kecil dan curam. Tapi setelah masuk ke dalam suasana magis begitu terasa. Really worth it!

Mengeksplorasi Angkor Wat, memakan waktu sekitar dua jam. Luas banget gilak! Kaki saya sampe gempor, dan akhirnya saya balik ngesot lagi. Semua ngelitatin, dikira hantu masa sejarah Angkor. Dengan penuh keringat bercucuran. Untungnya bukan darah ya..

Setelah Angkor Wat, lawatan dilanjutkan menuju Angkor Thom dan Bayon. Sekitar sepuluh menit setelah Angkor Wat. Angkor Thom, bangunan ini juga sama tuanya dengan Angkor Wat, bahkan kadang disebut, The Little Brother of Angkor Wat, dengan arsitektur yang seditkit berbeda. Namun, menurut saya masih lebih dahsyat Angkor Wat lah. Mengelilingi area ini juga cukup membuat saya dehidrasi. Maklum waktu menujukkan hampir jam dua belas siang teng!

Setelah itu, kunjungan saya lanjutkan ke Prasat Ta Prohm. Nah ini nih baru keren. Memasuki area hutan lebih dalam lagi. Namun gerbang temple ini hampir roboh, dan sedang direnovasi. Lebih ke dalam saya disajikan pemandangan candi-candi tua, serta lingga yang diselimuti akar-akar pohon yang guede banget! Wow! Amazing! Ekstrem banget deh pemandangan di sini. Saya juga nyempetin diri berfoto, di the majestic root. Akar pohon yang menyerupai tentakel gurita, menyelubungi area candi, seolah hendak melahapnya. saya pun terlihat seperti penampkan asli. Untungnya saya gak make maskara item nan tebel, juga daster putih waktu itu. Kalo gak bisa disangka jenk kunti! Dan kalo pun saya pake maskara, pastinya juga udah luntur duluan, saking keringetannya. Btw, kok jadi ngebahas maskara?! Prasat Ta Prohm ini lokasi syutingnya Angelina Jolie di film Tomb Rider lho...

Setelah semua kunjungan komplit, saya berhenti sejenak untuk makan siang. Laper banget. Dan ketika menyantap nasi goreng (tetep ya, gak di kampung, maupun traveling, makannya nasi goreng!) hujan turun. Wah, beruntung banget! Tuhan memang sayang sama saya. Setelah selesai semua, hujan baru turun. Dan akhirnya saya pun pulang dengan ditemani rintik hujan yang lebat. Kasian juga melihat si sopir tuk-tuk gak bawa jas hujan. Lupa katanya. Ya sudah, kasihan sih kasihan, tapi gak mungkin donk saya yang gantiin dia  nyopir!

Sampai balik ke penginapan, bersiap packing, karena keesokan harinya, saya harus bernomaden ke Bangkok.

Bersambung ke Part 7




Follow My:

No comments:

Post a Comment

would be glad to receive any comment