Indahnya suasana di Angkor Wat |
Latar boleh bangunan prasejarah, tapi modelnya, sejarah bangeeet....! |
Tomb Rider set, Prasat Ta Prohm |
Senin, 26 Sepetember
2011,
Hari terakhir di Siem
Reap. Senang rasanya hari ini tidak turun hujan, setelah dua hari terakhir menikmati banjir, berenang dan berendam seperti kebo atau pun lele yang lagi mau tumbuh kumis. Hari ini langit cerah secerah hatiku
yang lagi excited karena sebentar
lagi mau mengunjungi Angkor Wat. Peninggalan sejarah yang sangat mahsyur ini,
termasuk ke dalam salah satu tujuh keajaiban dunia. Dulu pertama kali saya lihat
di tipi aja udah takjub, apalagi sekarang bisa melihat langsung! Pasti ayan saya bisa sampe kumat! I can’t believe it!
Perjalanan untuk
mengeksplorasi Angkor Wat dan sekitarnya, saya putuskan dengan menyewa jasa
Tuk-Tuk. Lumayanlah dapet harga terjangkau setelah jambak-jambakan,
memelas, mengiba, dan ngesot (ini ngemis apa hantu sih!). Awalnya si supir
menawarkan $15, then saya tawar menjdai
$10. Itu udah harga yang murah. Karena bakal satu hari tour. Yah, walaupun gimana tetep juga saya nyari yang murah-murah. Maklum
kantong tipis! Dompet juga apalagi.
Angkor Wat merupakan situs
peninggalan yang paling termahsyur di antara temple-temple lain di Kamboja, terutama di Siem Reap. Dikenal
dengan sebutan The Mother of All Temple.
Karena selain Angkor Wat, banyak temple lain yang berada tidak jauh
dalam area tersebut. Oleh karena itu, pilihan untuk melakukan tour ada tiga yaitu one day visit, three days
visit dan seven days visit. Untuk
kunjungan satu hari, tiket yang harus dibayar adalah $20, dan untuk tiga hari
kunjungan sebesar $40, sedangkan yang tujuh hari kunjungan sebesar $60. Yang
satu hari kunjungan termasuk small circuit,
karena hanya mengunjungi temple-temple
yang terkenal saja dan berdekatan satu dan yang lainnya. Kalau yang tiga hari
dan tujuh hari kunjungan, itu sudah termasuk big circuit. Kalau mengambil kunjungan yang tiga dan tujuh hari ini, kita bisa
mengunjungi semua temple yang ada,
termasuk yang berada puluhan kilometer di luar area Siem Reap. Tour yang saya ambil cuma yang satu hari, karena keesokan harinya harus berangkat ke Bangkok.
Perjalan menuju Angkor
Wat adem banget. Lepas dari pusat kota Siem Reap, memasuki area hutan.
Banyak pohon-pohon besar. Seperti perjalanan ke Bedugul. Ternyata Angkor Wat
memang sempat lenyap dari peradaban selama beberapa dekade di dalam hutan. Oleh
karena itulah disebut The Lost of Angkor.
Karena dulu semenjak Khmer Empire
tumbang, dan datang Thailand menjajah Kamboja, pemerintahan dari Angkor di
pindahkan ke Phnom Penh. Sehingga membuat daerah Angkor Wat terlupakan dan
tidak pernah terjamah lagi.
Setelah beberapa meter
memasuki area hutan kita akan berhenti sejenak di area terminal untuk membeli
tiket. Saya langsung menuju ke counter
untuk kunjungan satu hari. Saya pun antri tiket dan diselingi sesi berfoto untuk
melengkapi tiket. Nah saya, kalo udah yang namanya urusan foto mah, nagih, sampe petugas menyuruh
selesai, saya tetap nagih! Sampe satpam datang, yang ngantre di belakang lempar
beling, sandal, sepatu, mereka ngamuk! Akhirnya tiket saya dapatkan dengan hasil
foto yang memuaskan. Sendal nyempil di mulut saya! YA ENGGAKLAH…
Setelah membeli tiket,
perjalanan pun di lanjutkan. Ternyata tidak begitu jauh, Angkor Wat pun sudah
mulai kelihatan. WOW! Sebuah bangunan yang penuh pohon-pohon besar
di sekitarnya, dan dikelilingi sungai/waduk buatan. Keren banget. Sejuk. Memasuki
area Angkor Wat, pasti semua orang akan terpana, liur pun menetes, bangga
bercampur haru. Maap, maksud saya air mata pun menetes. You guys just gonna say, is it real? Gak bakal percaya kalau di
jaman dulu, mereka bisa membangun bangunan semegah ini. Juga sungai/waduk
buatan yang asri, di mana dulunya berfungsi sebagai irigasi. Angkor Wat yang di bangun pada masa kejayaan Raja Suryavarman
II ini sangat menakjubkan. Causeway (jembatan)
untuk memasuki area Angkor Wat yang terbuat dari sandstone terlihat megah, kokoh di atas air sungai buatan tersebut.
Memasuki Angkor Wat
makin dalam, decak kagum tidak akan pernah berhenti. Luas sekali. Kita harus
melewati tiga tembok besar sebelum memasuki area utama, yang terdapat tiga
bangunan menjulang tinggi seperti Candi Prambanan. Memasuki area utama ini, membuat saya sedikit parno, tinggi banget, dengan anakan tangga buatan yang sangat
kecil dan curam. Tapi setelah masuk ke dalam suasana magis begitu terasa. Really worth it!
Mengeksplorasi Angkor
Wat, memakan waktu sekitar dua jam. Luas banget gilak! Kaki saya sampe gempor,
dan akhirnya saya balik ngesot lagi. Semua ngelitatin, dikira hantu masa
sejarah Angkor. Dengan penuh keringat bercucuran. Untungnya bukan darah ya..
Setelah Angkor Wat,
lawatan dilanjutkan menuju Angkor Thom dan Bayon. Sekitar sepuluh menit
setelah Angkor Wat. Angkor Thom, bangunan ini juga sama tuanya dengan Angkor Wat,
bahkan kadang disebut, The Little Brother
of Angkor Wat, dengan arsitektur yang seditkit berbeda. Namun, menurut saya masih lebih dahsyat Angkor Wat lah. Mengelilingi area ini juga cukup membuat saya dehidrasi. Maklum waktu menujukkan hampir jam dua belas siang teng!
Setelah itu, kunjungan saya lanjutkan ke Prasat Ta Prohm. Nah ini nih baru keren. Memasuki area hutan
lebih dalam lagi. Namun gerbang temple
ini hampir roboh, dan sedang direnovasi. Lebih ke dalam saya disajikan
pemandangan candi-candi tua, serta lingga yang diselimuti akar-akar pohon yang guede
banget! Wow! Amazing! Ekstrem banget
deh pemandangan di sini. Saya juga nyempetin diri berfoto, di the majestic root. Akar pohon yang
menyerupai tentakel gurita, menyelubungi area candi, seolah hendak melahapnya. saya pun terlihat seperti penampkan asli. Untungnya saya gak make maskara item
nan tebel, juga daster putih waktu itu. Kalo gak bisa disangka jenk
kunti! Dan kalo pun saya pake maskara, pastinya juga udah luntur duluan, saking
keringetannya. Btw, kok jadi ngebahas maskara?! Prasat Ta Prohm ini lokasi syutingnya Angelina Jolie di film Tomb Rider lho...
Setelah semua kunjungan
komplit, saya berhenti sejenak untuk makan siang. Laper banget. Dan ketika
menyantap nasi goreng (tetep ya, gak di kampung, maupun traveling, makannya nasi goreng!) hujan turun. Wah, beruntung
banget! Tuhan memang sayang sama saya. Setelah selesai semua, hujan baru
turun. Dan akhirnya saya pun pulang dengan ditemani rintik hujan yang lebat. Kasian
juga melihat si sopir tuk-tuk gak bawa jas hujan. Lupa katanya. Ya sudah,
kasihan sih kasihan, tapi gak mungkin donk saya yang gantiin dia nyopir!
Sampai balik ke
penginapan, bersiap packing, karena
keesokan harinya, saya harus bernomaden ke Bangkok.
No comments:
Post a Comment
would be glad to receive any comment